Dalam pelaksanaan tes yang dikenal sebagai Tes Tebak Arti ini, para santri diminta untuk menyebutkan arti dari setiap ayat yang dibacakan secara acak. Metode tersebut tidak hanya menuntut ketepatan hafalan, tetapi juga melatih kepekaan santri terhadap kandungan dan makna dari ayat-ayat suci yang mereka hafal. Suasana kegiatan berlangsung penuh semangat dan khidmat, mencerminkan kesungguhan para santri dalam menjaga hafalan Al-Qur’an.
Salah seorang guru menjelaskan bahwa metode Bitafahhum menjadi salah satu cara efektif untuk memastikan hafalan para santri tidak hanya melekat di lisan, tetapi juga tertanam di hati dan pikiran. “Tujuan utama kami bukan sekadar agar santri bisa menghafal, tetapi memahami dan menghayati makna ayat yang mereka hafal. Dengan begitu, hafalan mereka menjadi hidup dan berpengaruh dalam perilaku sehari-hari,” ungkapnya dengan penuh semangat. Senin (13/10/2025).
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa pondok pesantren terus berupaya menghadirkan inovasi dalam pembelajaran tahfidz agar para santri mencintai Al-Qur’an dengan kesadaran yang utuh. Melalui tes semacam ini, pondok berharap para santri dapat menumbuhkan kecintaan terhadap isi kandungan Al-Qur’an, bukan sekadar pada kemampuan menghafalnya.
Kegiatan Tes Tebak Arti ini menjadi salah satu momen penting dalam pembentukan karakter santri penghafal Al-Qur’an yang berilmu dan berakhlak. Dengan pendekatan pemahaman yang mendalam, pondok pesantren menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi Qur’ani yang tidak hanya fasih dalam hafalan, tetapi juga matang dalam pemahaman dan pengamalan isi Al-Qur’an.
Reporter: Ilvan | Redaksi: Kabasurau.co.id
