Terjemah Khutbah | Syaikh Faisal Bin Jamil Al-Ghazzawi – Hati-hati dengan Nikmat Dunia!

869

Terjemah Khutbah | Syaikh Faisal Bin Jamil Al-Ghazzawi – Hati-hati dengan Nikmat Dunia, Terjemah Khutbah Masjidil Haram, 3 Safar 1443 H / 10 September 2021 M

Transkrip :

Wahai Kaum muslimin….
Bagaimana kondisi Manusia, jika ia meniti jalan sesat dan Lupa dengan Apa tujuan dari penciptaannya. Sesungguhnya kondisinya bagaikan orang yang telah diperingatkan oleh Allah dalam firman-Nya :

وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا – ( ٢٨ الكهف)

janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.

Ia telah lalai didalam mengikuti Allah sehingga Allah menghukuminya dengan lalai untuk mengingat nya. Ia disibukkan dengan Dunia dari beribadah kepada Rabb-Nya Dan Ia mengikuti hawa nafsunya. Sehingga nafsunya tidak menginginkan sesuatu kecuali ia menurutinya, sekalipun sesuatu tersebut suatu yang akan membinasakan dan merugikannya. Kondisinya seperti orang yang dicela oleh Allah dalam firman Nya :

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ …..(الجاثية ٢٣)

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.

Dan sungguh telah Dikatakan bahwasanya orang-orang yang menyia²kan urusannya sendiri maka akan memungkinkan ia akan menyia²kan semua urusannya dan barangsiapa yang tidak mau tau harga dirinya maka dia akan tidak akan mau tau segala bentuk nilai. Oleh karena nya maka hendaknya setiap orang melihat apa kemampuannya sendiri apakah pekerjaannya dan apakah usahanya dan apakah sesuatu yang baik baginya, apakah cita-cita nya dan apa yang menjadi harapannya.

Wahai hamba-hamba Allah…
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membedakan antara orang yang berusaha untuk dunia tidak mengharap akan pahala disisi Nya dan orang yang menginginkan kehidupan akhirat dan beramal dengan nya. Allah berfirman :

مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهٗ فِيْهَا مَا نَشَاۤءُ لِمَنْ نُّرِيْدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهٗ جَهَنَّمَۚ يَصْلٰىهَا مَذْمُوْمًا مَّدْحُوْرًا – ١٨

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.

وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا – ١٩

Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.

Dan Allah ta’la berfirman :

وَعْدَ اللّٰهِ ۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ وَعْدَهٗ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ -٦

(Itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

يَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ وَهُمْ عَنِ الْاٰخِرَةِ هُمْ غٰفِلُوْنَ -٧

Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai.

Allah menyifati mereka bahwsanya mereka tidak mengetahui apa²,meskipun mereka mengetahui yang tampak dari kehidupan dunia dan bisa jadi salah seorang diantara mereka memiliki kemahiran dan keahlian didalam banyak ilmu pengetahuan dunia,

Dengan begitu Hasan al basri rahimahullah ta’la berkata :

وَاللَّهِ ليَبْلُغُ مِنَ الْعِلْمِ أَحَدُكُمْ مِنَ الدُّنْيَا أَنَّهُ يقْلِّبُ دِرْهَمٌ عَلَى ظُفُورِهِ فَيُخْبِرُكَ بِوَزْنِهِ وَيَحْسُنُ أَنْ يُصَلِّيَ

demi Allah, sebagian orang ilmunya tinggi tentang dunia. Hanya membolak balikkan koin dirham dengan kuku nya lalu mereka memberitahu kan kalian Seberapa beratnya. Akan tetapi ia tidak tau bagaimana tatacara sholat.

sebagian ulama salaf terdahulu telah berkata,

يُعْرَفُ عَنِ الْأَمْرِ وَمَا عَيشْتُهُ مِنْ عِلْمِ دُنْيَا هُمْ مَتَى يَزْرَؤْنَ وَمَتَى يَحْصُدُونَ وَكَيْفَ يَغْرِسُونَ وَ كَيْفَ يَبْنُونَ

mereka mengetahui hal yang berkaitan dengan dunia. Kapan waktunya menanam dan bagaimana cara menanamnya. Dan bagaimana untuk membangun dan mengusahakan sesuatu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman sebagai celaan bagi sebagian kaum itulah kadar ilmu mereka.

ذٰلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِّنَ الْعِلْمِۗ

Itulah kadar ilmu mereka.

Mencari dan merupaya itu merupakan usaha yang ingin mereka capai. Dan puncak yang ingin dari mereka adalah mengutamakan dunia diatas akhirat nya.

Wahai Hamba-hamba Allah….
Apa pondasi yang membedakan manusia sehingga menjadikan mereka timbangan diantara mereka..?! Apakah itu berupa bentuk rupa dan penampilan…?! sama sekali tidak.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kelebihan kaum hud didalam firmanNya melalui lisan Nabi-Nya :

وَّزَادَكُمْ فِى الْخَلْقِ بَصْۣطَةً ۚ

dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan.

Mereka diberikan kelebihan bentuk tubuh dan keperkasaan..(2x) akan tetapi mereka tidak memiliki nilai dan kemulian dan kedudukan. Akan tetapi mereka mengingkari nikmat Allah dan mendustakan rasul²Nya, maka Allah hancurkan mereka dengan menurunkan siksaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا

Kami musnahkan sampai ke akar-akarnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.

Allah mengingat kan agar tidak tertipu dengan penampilan orang munafik, baik dengan bentuk fisiknya dan kecerdasan pikirannya dan kefasihan berbicaranya. Allah berfirman :

۞ وَاِذَا رَاَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَامُهُمْۗ وَاِنْ يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْۗ

Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur-katanya.

Dan diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam bersabda :

عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ اقْرَءُوا { فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا }

dari Rasulullah ﷺ beliau bersabda, Sungguh pada hari kiamat akan datang seseorang yang berbadan gemuk namun di sisi Allah timbangannya tidak dapat melebihi berat sayap seekor nyamuk. Bacalah ayat; …dan kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat (Al-Kahfi: 105).
Orang yang seperti ini tidak ada harga dan nilai karna hati nya hampa dari keimanan.

Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam bersabda :

ِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وأعمالكم.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amalan kalian.

Dan lihatlah ketika sahabat yang mulia Abdulloh bin masjid radhiyallahu anhu
lalu para sahabat tertawa karena melihat kecilnya betis Ibnu Mas’ud.
Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ أحَدٍ

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya sungguh kedua betis itu lebih berat di timbangan daripada gunung Uhud.”

Dan datang dari Rasulullah bahwasanya bentuk fisik dari Sahabat Abdullah bin Mas’ud adalah yang Kurus dan kulit coklat kekuningan dan memiliki betis yang kecil dan badan nya lembut dan kulit nya tipis dan ketika beliau berjalan sejajar dengan orang yang duduk. Akan tetapi itu semua tidak mempengaruhi nya dan tidak membuatnya berkecil hati, karna beliau memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah pada hari kiamat.

Dalam shohih bukhari,

مَرَّ رَجُلٌ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لرَجُلٍ عِنْدَهُ جَالِسٍ مَا رَأْيُكَ فِي هَذَا فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَشْرَافِ النَّاسِ هَذَا وَاللَّهِ حَرِيٌّ إِنْ خَطَبَ أَنْ يُنْكَحَ وَإِنْ شَفَعَ أَنْ يُشَفَّعَ قَالَ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ مَرَّ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأْيُكَ فِي هَذَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا رَجُلٌ مِنْ فُقَرَاءِ الْمُسْلِمِينَ هَذَا حَرِيٌّ إِنْ خَطَبَ أَنْ لَا يُنْكَحَ وَإِنْ شَفَعَ أَنْ لَا يُشَفَّعَ وَإِنْ قَالَ أَنْ لَا يُسْمَعَ لِقَوْلِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا خَيْرٌ مِنْ مِلْءِ الْأَرْضِ مِثْلَ هَذَا.

bahwa seorang laki-laki melintasi Rasulullah ﷺ, lantas Nabi ﷺ bersabda kepada orang yang duduk di dekat beliau, “Apa pendapat kalian dengan laki-laki ini?” Maka seorang yang terpandang menjawab; ‘Demi Allah, bahwa dari bangsawan, bila dia meminang, pasti akan diterima, dan bila dimintai bantuan pasti akan dibantu.’ Nabi ﷺ diam. Beberapa saat kemudian, lewatlah seorang laki-laki lain, lalu Rasulullah ﷺ bertanya kepadanya: ‘Apa pendapatmu dengan orang ini? ‘ Dia menjawab; ‘Wahai Rasulullah, menurutku; orang ini adalah orang termiskin dari kalangan kaum muslimin, apabila ia meminang sudah pantas pinangannya untuk ditolak, dan jika dimintai pertolongan dia tidak akan ditolong, dan apabila berkata, maka perkataannya tidak akan didengar.’ Maka Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Sungguh orang ini (orang yang terlihat miskin) lebih baik dari dunia dan seisinya daripada orang yang ini (yaitu orang yang kelihatanya bangsawan).’

Terkadang seseorang memiliki kedudukan yang tinggi didunia akan tetap tidak ada nilainya disisi Allah. Malah sebaliknya seorang tidak dipedulikan dari harta dan dianggap rendah oleh manusia akan tetapi disisi Allah lebih mulia dari pada manusia yang kebanyakan.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رُبَّ أَشْعَثَ مَدْفُوعٍ بِالْأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Berapa banyak orang kusut dan tertolak dipintu-pintu yang seandainya bersumpah atas nama Allah, pasti Allah tunaikan.”

Wahai kaum muslimin…
Apakah kedudukan manusia dilihat dari harta benda dan anak² nya?! atau dari kehormatan dan keturunan?!. Jawabannya adalah Firman Allah :

وَمَآ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ بِالَّتِيْ تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفٰىٓ اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًاۙ فَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ جَزَاۤءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوْا وَهُمْ فِى الْغُرُفٰتِ اٰمِنُوْنَ – ٣٧

Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).

Dari sesuatu yang terkadang membuat lalai adalah Allah menganugerahkan dan melimpahkan berbagai kenikmatan kepada nya, Dan Allah telah mengabulkan apa ia inginkan, sementara ia masih mengerjakan kemaksiatan kepada-Nya. Padahal itu semua merupak penangguhan dari Allah kepada nya atau istidraj.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنْ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ }

dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Jika kalian melihat Allah memberikan dunia kepada seorang hamba pelaku maksiat dengan sesuatu yang ia sukai, maka sesungguhnya itu hanyalah merupakan istidraj.” Kemudian Rasulullah ﷺ membacakan ayat: ‘(Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa) ‘. (QS. Al-An’am: 44).

Kehormatan dan keturunan keluarga dan karib kerabat tidak akan dapat bermanfaat bagi seseorang, lihat lah bagi Abu Lahab walaupun ia kerabat nabi shallallahu Alaihi wasallam.

تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.

مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ – ٢

Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.

سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ – ٣

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).

Sungguh manusia hanya akan dilihat dari agamanya.ia tinggalkan taqwa kepada Allah karena bergantung kepada kedudukan keturunan. Sungguh islam telah meninggikan derajat salman alfaris, dengan merendahkan sisi Abu lahab. Keburukan seseorang adalah bahwa ia memiliki sifat sombong dan membanggakan kehormatan nya. Meremehkan orang lain serta merendahkannya akan keturunan nya.

Maka cukuplah dosa dan celaan baginya karena itu merupakan tabiat kaum jahiliyah terdahulu. Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam bersabda :

أَرْبَعٌ فِى أُمَّتِى مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لاَ يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِى الأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِى الأَنْسَابِ وَالاِسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ ».

“Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan : (1)membangga-banggakan kebesaran leluhur, (2) mencela keturunan, (3) mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan (4) meratapi mayit (niyahah)”.

Wahai Hamba-hamba Allah…
Cukuplah mematuhi ajaran Allah dan istiqomah didalam mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak bersandar kepada keturunan nya, hartanya dan amalan orang lain. Oleh karna itu Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam mengarahkan kaumnya dan kerabatnya.

يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ لاَ أُغْنِي عَنْكُمْ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا، يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ لاَ أُغْنِي عَنْكَ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا، وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا، وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا»

Wahai Bani ‘Abdi Manaf, aku tidak bisa menolong kalian dari murka Allah sedikitpun, Wahai ‘Abbas ibn Abdil Muthallib, aku tidak bisa menolong kalian dari murka Allah sedikitpun, Wahai Shafiyah bibi Rasulullah, aku tidak bisa menolong kalian dari murka Allah sedikitpun, wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah kepadaku dari hartaku apa yang kau kehendaki, aku tidak bisa menolong kalian dari murka Allah sedikitpun.” (HR. al-Bukhari (9/291))

Seseorang tidak bisa dikatakan ia telah islam sebelum berpegang dengan cabang-cabang nya. Dan mengamalkan hukum-hukumnya dan mengaplikasikan nilai-nilai akhlaqnya.

Wahai Hamba-hamba Allah…
Kita ringkaskan penjelasan kita yang sebelumnya, bahwasanya seseorang tidak ditimbang dari sisi kebesaran dan keturunannya, barang harta bendanya perhiasannya, penampilannya,ketampanannya, jabatannya dan kehormatan nya, pangkat gelarnya. Standar keutamaan antar manusia adalah keimanan dan ketaqwaan. Sebagaimana firman Allah :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”.

Taqwa adalah ketinggian dan kemulian dan ingatlah sesungguhnya takut kepada Allah adalah keagungan dan kehormatan sedang kan cinta kalian kepada dunia merupakan kehinaan dan penyakit. Tidak akan kekurangan seorang hamba jika ia meluruskan ketaqwaannya. Walaupun sekiranya ia difitnah dan direndahkan. Timbangan yang sesungguhnya dan ukuran yang nyata akan harga diri seorang dan kedudukan nya disisi Allah adalah keimanannya. Cinta nya kepada Allah didalam hatinya, keikhlasan dan ketundukannya, takut dan pengharapan nya dan juga bahwa aqidahnya benar dan beratnya perjalanan jauhnya. Istiqomah terhadap agama berpegang teguh dengannya dan pelihara pondasi² nya, nilai akhlaqnya.

Wahai hamba Allah…
Terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan tentang kondisi diakhir zaman, yang mana timbangan terhadapa seseorang menjadi terbalik dan rusak, sampai-sampai dikatakan bagi seseorang yang cinta dunia, betapa cerdasnya dan giat dan gigihnya. Padahal didalam hatinya tidak ada keimanan sekalipun hanya seberat dzarrah.

Wahai Hamba-hamba Allah…
Cita-cita seorang beriman lebih tinggi daripada niat nya.
Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam bersabda :

فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً،

Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

Siapa yang dengan jujur meminta kepada Allah untuk mati syahid, maka Allah akan mengangkat derajatnya seperti derajat orang yang mati syahid, meskipun nantinya dia akan mati di ranjang.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ، وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُوْمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ، فَغَلَبَهُ النَّوْمُ حَتَّى يُصْبِحَ، كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى، وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ.

“Barangsiapa yang naik ke atas ranjangnya sedang ia telah berniat untuk bangun melakukan shalat di malam hari, namun ia tertidur hingga waktu Shubuh, maka ditulis baginya pahala apa yang ia niatkan. Dan tidurnya sedakah dan Rabb-Nya.

Wahai saudara-saudaraku…
Kehidupan seseorang, yang berlalu begitu saja. Dan hari-hari nya berulang silih berganti, sementara ia berada didalam kelalaian dan kelengahan, ia malas mencari sesuatu yang bermanfaat baginya. Dan menolak untuk mempelajari dari apa-apa yang dibutuhkan nya. Dan enggan tuk bertanya sesuatu untuk kebaikannya dan ia sibuk didalam mengejar dunia. Betul-betul tidak peduli dengan Ilmu, ketaatan dan yang lainnya dari Amal ibadah kepada Allah. Dan tidak sibuk dengan mendekatkan diri kepada Allah, kehidupan nya hanya seputar pekerjaan dunianya. Membanggakan kebesaran dan keturunan nya serta membuang² waktu dengan tidak bermanfaat. Dan begitu juga tidak sama yang mempelajari ilmu dan mengambil manfaat dan memberikan manfaat kepda manusia lainnya. Dengan orang yang mempelajari nya dengan rasa bangga. Tidak akan sama orang mencari harta dengan halal untuk kemaslahatan nya sehingga ia tidak membutuhkan bantuan yang ia gunakan untuk membantu orang lain. Tidak akan sama orang yang mencari harta untuk membanggakan dirinya dan ia mengambil jalan yg tidak dibenarkan. Tidak akan sama orang yang menginginkan keturunan agar diberkahi keturunan yang sholeh dengan orang yang memperbanyak keturunan dengan rasa sombong. naudzubillah mindzlik.

Khutbah kedua..

Kita hargai setiap orang memberikan pertimbangan apa yang kalian cari dan apa yang kalian usahakan kalau ingin tau disisi Allah, kedudukan Allah darimu sebagaimana yang telah diungkapkan siapa yang mengetahui disisi Allah maka hendak nya ia melihat Allah akan dirinya.

Wahai Hamba-hamba Allah…
Jika kalian ingin melakukan kebaikan, maka bersegeralah didalam mengerjakan nya. Jika engkau telah bertekad maka bersungguh-sungguh lah karena kebesaran dan kemulian tidak akan didapatkan dari orang-orang yang rendah dan barisan terakhir. Ingat lah masuk surga itu berkat rahmat Allah maka perbedaan derajat di akhirat surga dan Neraka tergantung keimanan, ketaqwaan, dan amal kebaikan mereka.

Seseorang harus maju dan bersungguh² agar sampai di kedudukan yang paling tinggi dan waspada lah selalu dari jeratan yang menghalangi nya dari mencapai puncak derajatnya.

Wahai umat islam…
Sesungguhnya Allah berkeinginan memberikan keistimewaan kepada umat Islam dengan sesuatu yang selainnya. Allah akan mengangkat kedudukan nya. Memilihnya dan menjadikannya sebagai umat yang dilahirkan untuk manusia. Padahal ini ruang bagi kembali secara khusus setelah ia menjauh secara umum dari kitab Rabbnya dan sunnah Nabi-Nya shallallahu Alaihi wasallam dan petunjuk salafush sholeh serta lemah berpegang kepada agamanya. Oleh sebab itu tidak seperti kondisi sebelumnya dengan kemulian dan keagungan dan ia hilang secara martabat dan keagungan, harga diri dan kekuatan dan kehormatan. Putus asa dan harapan dan kekalahan membuat nya tidak berdaya semangat dan kekuatan nya pun menjadi lemah akhirnya ia tertinggal didalam perjalanan tujuan dan pondasi kepimpinan serta bergantung kepada umat yang lainnya betapa ia pantasnya ia kembali selalunya gembilang dan sejarah nya yang cemerlang.

Simak videonya berikut ini :

Comments

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here