Khutbah Pertama..
Wahai para manusia…
Aku wasiat kan untuk diri sendiri dan untuk kalian semuanya untuk selalu bertaqwa kepada Allah, bertaqwalah kepada Allah dan jauhilah panjangnya angan-angan yang dapat mengeraskan hati kita dan menjadi pesimis karena tidak mendapatkan ampunan dosa dari semua dosa.jika seorang hamba bersimpuh dihadapan Rabbnya dan tidak terburu-buru dengan diijabahi do’anya,maka ketahuilah bahwasanya siapa yang Allah bukakan baginya pintu jalan keluar dan kerendahan diri. Dan sungguh bersimpuh nya hamba dihadapan Rabbnya lebih baik dari tercapainya apa yang dikehendaki dari pada itu. Dan jika Allah membukakan bagi hamba-Nya pintu keridhoan maka Allah akan menggantikan baginya dengan sesuatu yang berlipat-lipat dari apa yang hilang darinya dan dia harapkan. Allah berfirman :
۞ قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ.
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Surat Az-Zumar (39) Ayat 53)
Wahai kaum muslimin…

Sesungguhnya materialisme telah merusak banyak nya tatanan dan hubungan emosional dan kesatuan perasaan.oleh karenanya manusia berubah menjadi seperti perangkat alat yang bekerja untuk kemaslahatan materi dan berproduksi dengan bahan bakar nya sebuah keniscayaan. Dan materialisme telah menjadi manfaat dan keuntungan ukuran sebagai hubungan. Kalian dapat melihat dengan apa mereka yang mengatakan : tidak ada persahabatan yang abadi dan tidak ada permusuhan yang abadi. Tapi yang ada adalah keuntungan yang abadi. Dan ini adalah penghancur utama bagi pondasi² akhlaq(wahai orang-orang yang dijaga Allah).
Dan materialisme ini hubungan sosial yang harmonis menjadi berkurang. Bahkan hubungan agama dan keakrabatan dan kebangsaan pun menjadi rapuh. keuntungan materi dan manfaat dan maslahat menjadi ukuran dan hal yang perlu dipertimbangkan. Hubungan sosial berubah menjadi pertemanan ditempat kerja dan anggota sesama organisasi kolega dalam sebuah lembaga dan investor dalam sebuah perusahaan yang sama. Dan seterusnya dalam tolak ukur nya adalah materialisme semata. Hal ini(wahai orang-orang yang Allah jaga) memiliki pengaruhnya yang besar pada hilangnya nilai-nilai keagamaan dan ketenangan jiwa timbal balik perasaan.
Wahai saudara² sekalian…
Dan Sebagai tambahan penjelasan ini, sesungguhnya tambahan pencerahan persahabatan. Dan arti sahabat dalam konteks pergaulan bagaimana hak dan sifat mereka agar terang kondisi persahabatan yang benar dan tidak?!
Persahabatan/pertemanan(wahai hamba-hamba Allah) adalah fitrah manusia bersosial,yang telah ditetapkan oleh Allah sejak manusia diciptakan. Pertemanan adalah arti yang mulia dalam jiwa orang-orang yang mulia. Dengan gambara dan analisa. Dan dia adalah merupakan ciri perangai seseorang dan barometer keperibadian nya. Sampai-sampai dikatakan, jika kalian ingin mengetahui obsesi seseorang dan ketajaman pikirannya dan Jauh Pandangannya dan luas wawasannya, maka liatlah dengan siapa dia bergaul.
Pertemanan itu memiliki kedudukan yang tinggi dan manfaat yang banyak. Ia mengumpulkan dengan pikiran, agama dan keshalehan, kemulian dan kebaikan akhlaq.
Dan Pertemuan itu adalah sukacita dalam hati, kedermawanan dalam diri dan penolong dalam meringankan beban hidup.
Dan Pertemanan itu memberi, dan meluruskan kesalahan dan memaafkan kekhilafan. Dan ia adalah tali yang kokoh diatas karakter mulia dan memberikan rasa nyaman kepada individu dan masyarakat.
Dan Pertemanan adalah jembatan cinta dan hati. Dan ia juga semerbak wangi tercium dari segala arah. Ia mengisi hati dengan suka cita dan memenuhi jiwa dengan cinta.
Dan Pertemanan adalah salah satu kunci kebahagiaan yang tiada ternilai harganya. Pertemanan itu memilih dan memilah dan menyeleksi tidak karena kondisi. Prioritas nya adalah cinta dan pondasi nya adalah menghormati dan motivasinya adalah niat yang tulus.
Teman adalah patner didalam mengarungi kehidupan dalam suka dan duka. Ketika kuat dan lemah. Ketika lapang dan sempit. Dikatakan Teman itu ketika sempit sebelum berjalan.
Teman itu negeri yang luas dan dengkapan yang hangat. Persahabatan yang indah adalah ikatan yang erat dan kenanganya yang mempesona berupa hubungan keagaaman dan keakraban dan kedekatan dan kesetiaan kawanan. Dalam Memilih kecenderungan dalam hati dan cinta yang sama dalam keragaman dan kebaikan hanya akan hidup dengan membina jiwa.
Ketika seorang bijak dikatakan apakah sahabat lebih engkau cintai dari pada sahabat, ia berkata kerabat mestinya menjadi sahabat.
Wahai saudara²ku sekalian
Dalam diri seorang teman terkumpul kejujuran hati dan kejujuran lisan, kejujuran sikap. Dan keturusan perasaan siapa yang mendapatkan sahabat seperti maka ia akan sangat beruntung.
Saudara-saudara yang penuh kejujuran adalah harta dunia yang paling berharga dan perhiasan yang paling indah. Dan bekalan dalam ujian. Mereka saling mengajak ke dalam kebaikan tanpa perintah dan mencegah kedalam keburukan tanpa larangan. Pertemanan itu menenangkan, tempat bersandar dan konsultasi saat sulit dan sigap saat genting. Pertemanan seharusnya menyimpan rahasia dan menutup aib dan melibur lara dan mendahulukan saat senang dan memberikan udzur dan memberikan permohonan maaf. Jika engkau melayaninya maka dia melindungi mu. Jika engkau menemaninya maka engkau menghiasimu dan jika engkau membantunya maka dia jika membantumu. Jika dia melihat dirimu dalam kebaikan maka ia akan menghitungnya. Tetapi jika ia melihat dirimu dalam keburukan maka ia akan menutupnya.
Kaum muslimin sekalian…
Jika demikian, maka sepantasnya kita selektif didalam memilih kawan. Seorang akan dibalas sesuai upayanya didalam memilih teman. Perhatikan firman Allah didalam menggambarkan penyeselan orang yang dzalim. Allah Ta’ala berfirman :
يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا – ٢٨
Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku),
لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَاۤءَنِيْۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِلْاِنْسَانِ خَذُوْلًا – ٢٩
sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”
Dalam sebuah hadist, Rasulullah ﷺ bersabda:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
ِعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِي عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ خَيْرُ الْأَصْحَابِ عِنْدَ اللَّهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ وَخَيْرُ الْجِيرَانِ عِنْدَ اللَّهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ.
dari Abdullah bin Amr bin Ash dari Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebaik-baik teman di sisi Allah ialah yang paling baik terhadap temannya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik terhadap tetangganya.”
Hadist yang lainnya.
عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ.
Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Janganlah engkau berteman kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.”
Nabi ﷺ bersabda,
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ وَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkau akan bersama orang yang engkau cintai.”
Apabila engkau mencintai karena Allah maka Allah akan berikan engkau naungan pada hari kiamat kelak. Yang mana pada hari itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah.
Umar radhiallahu ta’la anhu berkata hendaklah kelian mencari teman² yang baik, hiduplah bersama mereka sebab mereka adalah perhiasan saat lapang, dan bekalan saat ujian.
Kaum muslimin sekalian…
Begitulah gambaran yang indah dan diskripsi mulia dari teman dan sahabat. Demikian hendaknya memahami bahwa kesempurnaan itu mustahil, setiap yang baik mesti ada kekurangan nya, dan setiap yang berjalan mesti ada terpeleset nya, oleh nya hendaknya kita menyiapkan ruang maaf atas kesalahan dan khilaf. Siapa yang dalam berterusan(selalu buat salah) maka ia tidak akan memiliki kawan. Jika memaafkan kesalahan merupakan suatu utama karakter orang yang berjiwa besar. Maka orang yang paling berhak dimaafkan kesalahannya adalah sahabat yang diketahui didalam mereka tersimpan kasih sayang, kejujuran dan ketulusan.
Barangsiapa yang mencari kawan tanpa cacat maka ia tidak akan pernah memiliki teman selamanya. Didalam pertemanan tidak dituntut suatu yang ideal, karena hal yang terpenting didalam membangun pertemanan dengan baik. Jika engkau dapat bersabar dengan sahabat mu karena panasnya musim panas. Dan dinginnya musim dingin. Kering musim gugurnya, dan singkatnya musim semi nya. Maka setiap musim akan terasa singkat bagimu.
Wahai saudara² sekalian…
Seorang yang beriman merupakan cermin bagi saudaranya. Seorang yang beriman jika ia dilihat suatu pada nya yang tidak baik maka ia akan meluruskan dan memperbaikinya. Jika dia memagari nya dengan pemeliharaan nya. Oleh karena itu percayalah kepada temanmu dan tenanglah dengan saudaramu. Dan jika engkau perpisahan dengannya maka jagalah rahasianya.
Kaum muslimin sekalian…
Adapun tentang realita zaman, tidak kesetiakawanan dengan kepercayaan teman bukanlah suatu yang kita maksud. Sebab kita berbicara tentang sahabat yang mulia bukan teman yang hanya menginginkan keuntungan semata saja. Karena seorang yang mengambil manfaat temannya tetapi tidak menjadikan pertemanan denganya lantaran karena ingin mengambil manfaat darinya.
Persahabatan yang haqiqi akan membuat jiwa lebih bersih sehingga mampu melahirkan cinta dan menjadikan diri dan menahan amarah. Cintamu kepada temanmu karena kemuliaannya adalah bukti kesucian Budi pekerti mu. Hanya seorang yang mulia yang mengerti karena kemulian. Teman yang mulia itu jika engkau jumpai ia akan menghadirkan ketentraman dan jika didalam majelis ia menyenangkan. Orang yang paling lemah adalah yang tidak mampu mencari teman. Dan yang lebih lemah dari itu adalah orang yang tidak peduli dengan orang yang beruntung dengan mereka.
al ahnaf bin qois berkata : Sebaik-baik saudara adalah bila tidak engkau butuhkan maka ia tidak akan menambah cinta bagimu dan jika engkau membutuhkan nya maka cinta itu tidak berkurang sedikit pun. Allah berfirman :
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًۭا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.(Surat Al-Kahfi (18) Ayat 28)
Khutbah kedua….
Kaum muslimin sekalian…
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan didalam alquran dua kondisi yang mana padanya tampak pertemanan yang hakikat sesungguhnya tampak pengaruhnya dan terlihat besarnya hajat terhadap nya. Yang pertama yaitu ketika orang-orang pada hari kiamat mencari orang yang dapat membantunya. Mereka berkata sebagaimana didalam alquran menceritakan. Allah Ta’ala berfirman :
فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِيْنَ ۙ – ١٠٠
Maka sehingga (sekarang) kita tidak mempunyai pemberi syafaat (penolong),
وَلَا صَدِيْقٍ حَمِيْمٍ – ١٠١
dan tidak pula mempunyai teman yang akrab,
Kondisi kedua yaitu kondisi orang-orang yang berada di padang mahsyar. Allah azza wa jalla berfirman :
ٱلْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۭ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.(Surat Az-Zukhruf (43) Ayat 67)
Itu adalah pertemanan bertaqwa dan pertemanan yang terbentang sehingga setelah wafat dan tidak putus ikatannya.
Wahai saudara sekalian…
Merendahkan orang lain merupakan sebab permusuhan dan keburukan kawan lebih berbahaya dari pada kebencian musuh. Orang yang suka bohong maka pantas tidak memiliki saudara dan teman.
Dalam sebuah hadits Abu musa al asy’ari radhiallahu anhu Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة.
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Imam Nawawi menjelaskan makna hadist :
Keutamaan berteman dengan orang-orang yang sholeh, dan orang-orang yang berbuat baik, dan orang-orang yang berakhlaq dan orang-orang yang wara’, dan orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang memiliki adab.
Dan hendaknya menjauhi untuk berteman dengan orang-orang yang tidak baik, dan ahlu bid’ah dan orang-orang yang melakukan keburukan, dan orang-orang yang suka membicarakan orang lain dan melakukan kejahatan.
Hendaklah bertaqwa kepada Allah wahai orang² yang dirahmati Allah…
Sesungguhnya orang-orang yang buruk akan menyeret kita kedalam keburukan dan kebinasaan. Dan tidak lah terhimpun didalamnya tempat yang buruk dari pada teman² yang buruk. Seorang tidak membutuhkan pertemanan yang menjerumuskan nya kepada permusuhan.